BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 10 Mei 2009

Sekolah Belum Biasa Simpan Kurikulum

Pendokumentasian Merupakan Hal Baru bagi Guru
Selasa, 27 Mei 2008 | 20:31 WIB
Oleh Agni Rahadyanti
YOGYAKARTA, KOMPAS – Meski semua SMA sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP sejak tahun 2006, baru sekitar 40 persen sekolah yang mendokumentasikan dengan baik pelaksanaan KTSP tersebut. Selain belum ada panduan untuk beberapa program khusus, sekolah juga belum terbiasa mendokumentasikan kurikulum secara mandiri.
“Sampai saat ini, belum semua guru memahami KTSP. Karena itu, kami terus menyosialisasikannya,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsury usai membuka Diklat Bimbingan Teknis KTSP di SMAN 7 Yogyakarta, Senin (26/5).
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, sebagian besar SMA belum mendokumentasikan pelaksanaan KTSP di sekolah masing- masing. Legalisasi dokumen formal yang sampai ke dinas pendidikan provinsi baru mencapai sekitar 40 persen.
Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Rochmat mengungkapkan masih minimnya pendokumentasian ini, antara lain terkendala belum adanya panduan khusus bagi berbagai program pendidikan yang dilaksanakan di luar program kelas reguler. Sangat unik
“Kota Yogyakarta sangat unik karena beberapa sekolah mempunyai program-program pembelajaran, seperti sekolah berstandar internasional, kelas berbasis information communication technology (ICT), atau kelas akselerasi yang harus menyesuaikan betul proses pelaksanaan KTSP-nya. Selama ini belum ada panduan dari pemerintah untuk program-program khusus itu,” tutur Rochmat.
Selain itu, pendokumentasian juga menjadi hal baru bagi para guru. Sebelumnya, mereka terbiasa menyusun Garis Besar Program Pengajaran yang tata cara penyusunannya sudah dirancang secara detail oleh pemerintah. Saat ini, baik silabus maupun Rencana Program Pembelajaran harus mereka susun secara mandiri berdasarkan karakteristik sekolah dan anak didik masing-masing.
“Pendokumentasian ini memang hal yang baru bagi para guru, dibutuhkan waktu untuk menjadi terbiasa. Apalagi, guru antarbidang studi yang berkaitan, seperti Fisika, Kimia, dan Matematika juga harus saling berkoordinasi menyusun kurikulum,” ucap Rochmat.
Kepala SMAN 7 Yogyakarta Mawardi mengungkapkan pendokumentasian KTSP ini memang hal yang baru bagi pihak sekolah. “Dibutuhkan waktu untuk mengenali dan menyesuaikan dengan format-format pendokumentasian yang ada. Selain itu, perlu ada kesepahaman standar mutu, meski tiap sekolah karakternya berbeda,” ucapnya.

0 komentar: