BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 10 Mei 2009

Kelas Internasional Tak Sekadar Bahasa Inggris

> Biaya Rp 24 Juta/Tahun
Kebayoran Baru, Warta Kota
Saat ini banyak sekolah menawarkan kelas-kelas internasional dalam menjaring peserta didik baru (PDB). Baik sekolah negeri maupun swasta menyediakan layanan tersebut. Namun, asumsi bahwa kelas internasional melulu mengutamakan bahasa Inggris tidaklah benar. Imelda Fransisca, Miss Indonesia 2005, yang pernah mengenyam sekolah internasional di Singapura dan Amerika Serikat mengatakan, sekolah di Singapura tak ubahnya di Indonesia yang mengutamakan akademik. Tapi, saat sekolah internasional di Amerika, Imelda mengambil banyak pengalaman, seperti setiap siswa terlibat dalam pembelajaran, bagaimana membuat konsep, serta hubungan yang terbuka antara peserta didik dan pengajar.
”Hubungan antara siswa dan dosen seperti teman,” katanya beberapa waktu lalu di Tomodachi Cafe, Kebayoran Baru.
Menurut Quality Assurance Sekolah Islam Fitrah Al Fikri yang juga mantan Kepala Sekolah Madania, Andri Nurcahyani, komunikasi dalam bahasa Inggris di kelas internasional bukan yang utama. Apalagi, kemampuan bahasa Inggris guru-guru masih harus terus ditingkatkan.
”Banyak komentar atau keluhan, guru-guru yang mengajar bahasa Inggrisnya belepotan. Tapi kemampuan bahasa Inggris bukan indikator kelas atau sekolah itu internasional,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Andri mencontohkan, di negara-negara maju, seperti Jepang, Korea, dan Finlandia yang memiliki sekolah internasional, bahasa yang digunakan di sekolah itu adalah bahasa nasionalnya. ”Sekolah itu tidak berbahasa Inggris, tapi memiliki esensi internasional,” katanya.
Dasar internasional yang dimiliki sekolah itu, antara lain kurikulum yang berstandar internasional, cara berpikir, menghormati perbedaan, dan hidup dalam keselarasan.
Salah satu SMAN di Jakarta yang memiliki kelas internasional adalah SMAN 68 Salemba. Sekolah tersebut memiliki tiga kelas internasional, yakni kelas X, XI, dan XII, dan sudah meluluskan satu angkatan. Materi ajaran yang diberikan mengacu ke Cambridge University. Staf pengajarnya antara lain berasal dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Setiap siswa dikenai biaya Rp 24 juta/tahun.
Siswa sekolah itu juga diberi materi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berskala nasional. Materi KTSP itu sebatas untuk mempersiapkan pelajar yang akan mengikuti ujian sekolah dan ujian nasional. ”KTSP diajarkan di luar jam pelajaran internasional,” ucap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 68, Endang Sri Hartini. (tan)

0 komentar: