BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 29 April 2009

resume evaluasi pengajaran


Tugas Review Buku

Identitas buku
Judul Buku : Evaluasi Program
Pengarang : DR.Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd.
Tebal buku : 195 halaman
Cetakan : cetakan pertama September 2000
Penerbit : Rineka Cipta


Evaluasi telah didefinisikan oleh beberapa ahli. Salah satu ahli yang mendefinisikan evaluasi adalah Ralph Tyler yang memberikan kesimpulan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat tercapai.
Evaluasi sendiri memiliki dua fungsi yaitu fungsi formatif yang dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya) dan fungsi sumatif yang dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi, atau lanjutan.
Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggung jawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.
Di dalam evaluasi terdapat kriteria penilaian suatu objek yaitu :
• Kebutuhan, ideal, dan nilai – nilai
• Penggunaan yang maksimal dari sumber – sumber dan kesempatan
• Ketepatan efektifitas training
• Pencapaian tujuan yng telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya. kriteria yang ganda hendaknya sering dipakai.
Di dalam evaluasi terdapat beberapa jenis metode seperti naturalistik, analisis system, dll. Standar di dalam evaluasi yang paling komprehensif dan rinci yaitu adanya utility (bermanfaat dan praktis), accuracy (secara teknik tepat), feasibility (realistic dan teliti), propperiety(dilakukan dengan legal dan etik).
Model evaluasi adalah model yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap pembuatannya. Evaluasi juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi dilakukan, untuk apa evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh evaluator .
model evaluasi terdapat beberapa jenis:
• Model evaluasi CIPP evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan. Dalam model in evaluasi dibagi menjadi 4 macam yaitu contect evaluation to serve planning decision, input evaluation structuring decision, process evaluation to serve implementing decision, dan product evaluation to serve recycling decision.

• Model evaluasi UCLA evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan, dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih berbagai alternative. Dalam model ini terdapat 5 macam evaluasi yaitu system assessment, program planning, program implementation, program improvement, dan program certification.


• Model Brinkerhoff setiap design evaluasi umumnya terdiri atas elemen yang sama. Terdapat 3 golongan evaluasi yaitu fixed vs emergent evaluation design, formative vs summative evaluation, experimental and quasi experimental design vs natural inquiry.

• Model stake atau model countenance menjelaskan bahwa dalam evaluasi terdapat 2 dasar kegiatan yaitu descriptions dan judgement dan membedakan adanya 3 tahap dalam program pendidikan yaitu antecedents(context), transaction(process), dan outcomers(output).
Ada beberapa konsep tentang evaluasi dan bagaimana melakukannya, dinamakan dengan pendekatan evaluasi. Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan sebagai beberapa pendapat tentang tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, denagn kata lain tujuan dan prosedur evaluasi.
Jenis – jenis pendekatan evaluasi yaitu:
• Pendekatan eksperimental
yaitu evaluasi yang berorientasi pada penggunaan experimental science dalam program evaluasi. Tujuan evaluator yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu yang mengontrol sebanyak – banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh program. Evaluator berusaha sekuat tenaga menggunakan metode saintifik sebanyak mungkin. Keuntungan dari pendekatan ini yaitu kemampuannya dalam menarik kesimpulan yang relative objektif , generalisasi jawaban terhadap pertanyaan program yang bersangkutan. Hal ini membuat pendekatan ini lebih popular, terpercaya, dan disukai pemakai.

• Pendekatan yang berorientasi pada tujuan
yaitu pendekatan yang memakai tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Pendekatan ini mempengaruhi hubungan antara evaluator dan klien karena proses memperjelas tujuan ini memerlukan interaksi yang sering dengan klien, maka sifat independen evaluator tidak seperti pada pendekatan eksperimen. Evaluator lebih bersifat seperti mentor terhadap klien.


• Pendekatan yang berfokus kepada keputusan
yaitu menekankan pada peranan informasi yang sistematis untuk mengelola program dalam menjalankan tugas. Pengumpulan data dan laporan dibuat untuk menambah efektifitas pengelolaan program. Keunggulan pendekatan ini ialah perhatiannya kepada kebutuhan pembuat keputusan yang khusus dan pengaruh yang makin besar pada keputusan program yang relevan. Keterbatasan pendekatan ini yaitu banyak keputusan penting dibuat tidak pada waktu yang tepat.

• Pendekatan yang berorientasi pada pemakai
yaitu evaluator memakai elemen – elemen yang mempengaruhi kegunaan evaluasi antara lain adalah pendekatan, kepekaan,faktor kondisi dan situasi seperti kondisi yang telah ada. Kelebihan pendekatan ini adalah perhatiannya terhadap individu yang berurusan dengan program dan perhatiannya terhadap informasi yang berguna untuk individu tersebut. Keterbatasan pendekatan ini adalah ketergantungannya terhadap kelompok yang sama dan kelemahan ini bertambah besar pengaruhnya sehingga hal – hal lain diluar itu kurang mendapat perhatian.


• Pendekatan yang responsive yaitu percaya bahwa evaluasi yang berarti yaitu mencari perhatian suatu isu dari berbagai sudut pandangan dari semua orang yang terlibat yang berminat dan yang berkepentingan dengan program. Kelebihan pendekatan ini adalah kepekaannya terhadap berbagai titik pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigis dan yang tidak fokus. Pengaruh pendekatan ini ialah evaluator menghabiskan banyak waktu berbicara dengan klien,mengamati kegiatan program, mencoba menyaring hal yang dipandang penting oleh klien.

• Goal free evaluation (evaluasi bebas tujuan) memiliki ciri – ciri antara lain evaluator sengaja menghindar umtuk mengetahui tujuan program, tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan menyempitkan fokus evaluasi, evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang direncenakan, hubungan elevator dan manajer atau dengan karyawan proyek dibuat seminimal mungkin, dan evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang tidak diramalkan.
Di dalam evaluasi terdapat desain evaluasi program yaitu rencana yang menunjukan bila evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan selama proses evaluasi.
Terdapat berbagai jenis desain yaitu:
• Desain dalam evaluasi sumatif
• Desain dalam evaluasi formatif
Di dalam melakukan evaluasi, informasi yang dikumpulkan yaitu informasi yang harus dicari untuk emjawab pertanyaan evaluasi. Memilih sumber informasi atau metode yang tepat biasanya berdasarkan pertimbangan yang praktis yaitu informasi yang sudah tersedia, dana yang sudah tersedia, dan dengan prosedur yang dapat kerjakan.
Ada sejumlah pertimbangan yang perlu diingat ketika memilih informasi umumnya pertimbangan keuangan yang memaksa evaluator harus memakai teknik akurasi. Yang kedua adalah terpercaya maksudnya ialah informasi yang akurat, diberikan oleh orang atau sumber yang juga terpercaya dan benar. Kemudian praktis yaitu informasi yang diperolah dengan wajar, tidak mahal, dan tidak sulit. Sumber dan informasi yang kompleks, analisisnya akan mahal, dan belum tentu akan terpakai karena memakan waktu untuk menganalisisnya. Selanjutnya prioritas yang dihubungkan dengan waktu dan dana.
Informasi harus diserahkan tepat pada waktunya apabila terlambat tentu akan berguna lagi bagi pemegang keputusan. Oleh sebab itu harus dibuat jadwal dan target sehingga dapat diselesaikan tepat waktu. Dan yang terakhir adalah akurasi yaitu informasi yang relevan dan terpercaya dan tak banyak kesalahan terutama tentang metode dan proses pengumpulan data dan analisisnya. Informasi yang tidak akurat yang banyak kesalahan akan memberikan salah tafsir dan dapat menyesatkan klien dan pemegang keputusan.
Oleh sebab itu pengumpulan data perlu dimonitoring, tentukan bagaimana analisisnya, kalau perlu sewa konsultan luar untuk menganalisis kembali data yang banyak dan rumit.
Di dalam evaluasi terdapat 2 macam metode sampling yaitu :
• Metode acak (random)
yang dipakai untuk membuat sampel dengan tingkat keacakan tertentu , bebas dari bias. Dapat memakai perhitungan statistik untuk menggeneralisasi penemuannya pada tingkat kebenaran tertentu. Jenisnya yaitu straight random sampling, quota sampling, stratifield sample dan matrix sample.

• Metode purposive
yang dipakai untuk membuat sample yang akan mewakili sudut pandangan tertentu atas penilaian mereka yang memilih sample. Jenisnya yaitu key informants, expert judqes, extreme group, dan grapevine sampling.
Di dalam evaluasi terdapat berbagai macam instrumen yaitu :
• Validitasnyamenghasilkan informasi yang benar, berguna, dan autenik tentang apa yang diukur dan direkam.

• Reliabilitasnyamengukur dan merekam dengan akurat, kesalahan diusahakan seminimum mungkin pada skor dan informasi yang diperoleh dari instrument.


• Instrumen tidak berubah mempengaruhi objek yang diukur dan yang direkam , hal ini harus dihindari dengan membuat instrument secermat mungkin.

• Kesesuaian dengan respondenbahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan responden.

• Sesuai dengan analisis yang dikehendaki dalam jumlah dan kategori yang direncanakan.


• Ekonomis instrument tidak mahal dalam memilih, mengembangkan, menguji coba, merevisi, mengumpilkan, menganalisis, dan mengintepretasi harus mempertimbangkan kemampuan dari segi biaya dan waktu.
Di dalam evaluasi juga terdapat analisis yaitu proses untuk mengetahui informasi yang telah dikumpulkam. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang didukung data tersebut, seberapa banyak ia mendukung dan tidak mendukung kesimpulan. Tujuan analisis adalah membuat singkatan dari data dan menyimpulkan pesan yang ada di dalamnya sebagai informasi yang dapat dipakai sebagai dasar yang tentatif untuk keputusan.
Data yang harus diolah dengan tepat, disimpan, disiapkan, dan dianalisis. Hal ini termasuk memberi kode kepada data, menyatakan, dan mengaturnya kemudian menyimpan di tempat yang aman. Mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat mudah digunakan, jangan hilang atau terlupakan. System kode dalam mengolah data memungkinkan untuk merekam hasil evaluasi dalam satu rekaman dan dengan demikian dapat disiapkan untuk analisis komputer.
Ada dua dasar pendekatan kode yang dapat dipakai untuk data kuantitatif yaitu numerical codes, memecahkan data naratif menjadi bagian kecil sesuai dengan system yang dipilih. Yang kedua adalah literal codes dimana data naratif dipecah menjadi bagian yang kecil, dikategorikan sesuai dengan system yang dipilih.
Selanjutnya tentang petunjuk memberi kode dan mengatur data, terdapat beberapa cara yaitu:
• Jangan terlalu banyak menggunakan kode.
Setiap kali melakukan pengkodean akan mentransform atau mengubah bentuk data yang secara potensial mengurangi artinya.

• Buatlah kode sesederhana mungkin.
Bila kode sulit dan kompleks, kesalahan dapat saja terjadi akibatnya menjadi kurang reliable dan kurang berguna.


• Pilihlah variable koding berhati – hati.
Dapat memberi kode kepada informasi atau data yang diperoleh dari instrument.


• Latihan asisten anda.
Umumnya tugas koding dapat dikerjakan oleh siapa saja, karena tidak sulit. Dapat juga dilakukan oleh juru tulis.


• Desain untuk koding.
Mengatur kode sesuai dengan instrument yang akan dipakai lebih menolong.

• Simpanlah rekaman data.
Simpanlah rekaman untuk setiap koding. Proses, langkah – langkah, sehingga mudah ditelusuri apabila diperlukan.

• Tetap menjaga etika.
Tetaplah menjaga etika atau norma, dan aturan yang berlaku, kerahasiaan, perjanjian, dan lain –lain sehingga data cukup bersih dan dapat dipertanggungjawabkan.
Proses analisis berjalan berputar seperti siklus. Data berangsur – angsur mulai jelas dan memperlihatkan kata – kata kunci. Dapat mulai merumuskan kesimpulan yang tentatif berdasarkan petunjuk tersebut, kemudian bekerja lagi dengan data tersebut, dan mungkin pula menambah data lagi untuk menentukan seberapa jauh data mendukung kesimpulan tentatif tersebut. Hal ini membawa pada kejelasan yang bertambah jelas, meneruskan analisis atau menambah data. Terus berputar dalam siklus sehingga lebih mudah dipahami.
Jika dalam informasi untuk dua kelompok orang atau lebih, misalnya untuk mereka yang mengikuti lokakarya dan mereka yang tidak ikut lokakarya. Informasi dapat dipakai untuk memperkirakan apakah kelompok tersebut memang berbeda. Pengetesan hipotesis ialah cara untuk menentukan apakah perbedaan yang ditemukan antara kelompok memang betul atau hanya kebetulan.
Ciri kelompok yang biasa dibandingkan yaitu termasuk mean, proporsi, korelasi, dan varian. Analisis khusus yang dipakai tergantung pada beberapa hal, misalnya jumlah yang akan dites, bagaimana memilih kelompok yang diukur, dll. Mean, median, atau modus merupakan tiga cara untuk menerangkan tendensi sentral dari sekelompok skor. Mean diperoleh dengan menjumlahkan semua skor dan membagi jumlah itu dengan banyaknya skor total.
Median adalah nilai tengah dari kumpulan skor. Sebagian dari nilai skor tersebut ada di atas median dan sebagian lagi ada dibawahnya. Modus adalah nilai yang sering muncul pada kelompok skor. Cara untuk mengambil skor khusus diatas akan memberikan jawaban yang hampir sama. Hal ini terjadi jika distribusi frekuensinya mendekati normal atau membentuk kurva normal.
Range dan standar deviasi merupakan dua cara untuk menerangkan penyebaran sekelompok skor. Range ialah selisih antara skor tertinggi dan terendah. Standar deviasi adalah akar kuadrat dari rata – rata kuadrat simpangan terhadap mean skor kelompok itu. Tingkat persentil dan skor standar adalah dua cara untuk menjelaskan bagaimana skor individu dibandingkan dengan skor lainnya dalam kelompok. Rank ialah persentasi kasus yang jatuh di bawah skor individu. Skor standar dinyatakan dalam satuan standar deviasi di atas atau dibawah mean kelompok.
Analisis data berfokus pada mengatur dan mengurangi informasi dan membuat kesimpulan statistik, disamping memberi arti kepada informasi. Analisis diartikan juga sebagai mengatur dan menilai fakta, menafsirkan pendangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Penafsiran harus dirumuskan dengan hati –hati, adil, dan terbuka. Tafsiran berarti menilai objek evaluasi dan menentukan dampak penilaian tersebut. Pandangan evaluator juga mempengaruhi penafsiran data.
Pandangan sebagai hasil pengalamannya, pandangan yang unik, berkembang dan berorientasi pada keunikan pengalaman hidupnya. Menafsirkan data bukan hanya pekerjaan evaluator. Kebanyakan evaluator telah mengetahui bahwa menafsirkan dan meringkas hasil secara terpisah merupakan hal yang tidak praktis. Evaluator hanya memberikan pandangan saja dari sekian banyak pandangan, tetapi pada kenyataannya evaluator kurang siap untuk menerima pandangan lain dari orang yang masih mempunyai pandangan yang masih segar.
Di dalam evaluasi juga terdapat evaluasi meta yaitu evaluasi yang dilakukan bersama kegiatan evaluasi yang biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan bertambah baik. Dapat dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau sesudah evaluasi selesai, dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan. Evaluasi meta eksternal yaitu evaluasi yang dilakukan konsultan dari luar program dapat dipakai untuk melihat kebenaran dan menilai desain evaluasi untuk lebih meyakinkan dan dapat dipercaya.
Evaluasi meta internal tidak terlalu formal, dapat dipakai untuk merevisi suatu evaluasi dan juga dapat menolong untuk terus dapat mengikuti kegiatan proses evaluasi. Yang melakukan evaluasi ini adalah evaluator meta, pemakai evaluasi, dan evaluator ahli. Standar yang dipakai dalam evaluasi ini adalah utility standard, feasibility standard, propriety standard dan accurancy standards.
Dalam melakukan evaluasi ini terdapat beberapa langkah- langkah yaitu:
• Siapkan satu salinan desain yang siap untuk direview. Evaluasi meta formatif disarankan sesegera mungkin setelah desain selesai dirumuskan supaya review produktif.

• Tentukan siapa yang akan melakukan evaluasi meta


• Pastikan bahwa ada hak untuk melakukan evaluasi meta.

• Gunakan standar atau kriteria meta evaluasi untuk melakukan evaluasi meta. Apabila sponsor atau klien yang melakukan evaluasi meta itu urusannya menentukan kriteria evaluasi, tetapi apabila ia seorang evaluator spesiallis, maka hendaknya menggunakan kriteria atau standar yang telah disepakati.


• Gunakan kriteria atau standar evaluasi pada desain. Beberapa kriteria evaluasi meta melampirkan alat bantu untuk mengeplikasikan kriteria yang diberikannya.

• Periksa kecermatan desain evaluasi. Tidak ada satu desain pun sempurna . oleh sebab itu, perlu dilihat kembali apakah desain perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi program.



















TUGAS REVIEW BUKU
MATA KULIAH EVALUASI PENGAJARAN
“Evaluasi Program”






Disusun Oleh :
Nama : Erien Gmelina Putrindi
No. Reg : 1445071164



MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI JAKARTA
2009

0 komentar: